“Membangun Demokrasi untuk Masyarakat Wonosobo”
Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Wonosobo ke -197, KPU kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan Pesona Fm Wonosobo, mengadakan talkshow KPU Wonosobo Menyapa, pada Kamis (21/7) dengan tema “Membangun Demokrasi untuk Masyarakat Wonosobo”. Talkshow menghadirkan narasumber Anggota KPU Kabupaten Wonosobo Divisi Parmas, Sosdiklih dan SDM, Amirudin dan Divisi Hukum dan Pengawasan Yusi Arafah dipandu oleh Eka Saputri sebagai host dari Pesona Fm Wonosobo. Dalam paparannya Amirudin menceritakan sejarah Kabupaten Wonosobo, yang ternyata sudah ada sejak tahun 18 Masehi. Wonosobo merupakan bagian dari kerajaan Mataram kuno. Selain itu, masyarakat Bali meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari Wonosobo, tepatnya di dataran tinggi Dieng. Hari jadi kabupaten Wonosobo yang dilaksanakan setiap tanggal 24 Juli bermula dari sejarah kemenangan Setjonegoro melawan Belanda di Legorok, perbatasan Magelang. Atas kemenanganya Setjonegoro diberi hadiah wilayah Wonosobo. Dijelaskan juga bahwa Wonosobo tempo dulu telah memiliki sistem pemerintahan, hal ini diketahui dengan dilantiknya Ki Ageng Wonosobo menjadi Demang di Desa Plobangan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo pada tahun 1489. Sistem pemerintahan di masa tersebut masih berupa wanai yang berada di tingkat desa dan rakai yang berada di tingkat Kecamatan. Tumenggung Setjonegoro menjadi Bupati pertama di Kabupaten Wonosobo pada tahun 1825. Seiring Indonesia merdeka Wonosobo juga mengalami perubahan sistem pemerintahan menyesuaikan dengan sistem pemerintahan di Republik Indonesia. Narasumber kedua, Yusi Arafah memaparkan perjalanan demokrasi Indonesia sejak merdeka hingga saat ini. Dimulai dengan pelaksanaan pemilu pertama di tahun 1955 yang diikuti oleh 172 parpol. Pemilu di masa orde baru pada tahun 1971 – 1992 yang diikuti oleh 3 parpol. Pemilu pertama di masa reformasi pada tahun 1999 yang diikuti oleh 48 parpol. Berlanjut pada Pemilu 2004 yang diikuti oleh 24 parpol. Jumlah parpol meningkat menjadi 38 parpol pada Pemilu 2009. Sementara pada Pemilu 2014 jumlahnya menurun menjadi 12 parpol. Pemilu terakhir di tahun 2019 diikuti oleh 16 parpol nasional dan 4 parpol lokal di Provinsi Aceh. Pelaksanaan pesta demokrasi tak lepas dari partisipasi masyarakat. Bentuknya berupa ikut aktif sebagai penyelenggara, melaksanakan sosialisasi di setiap tahapan, menjadi pemantau pemilu, lembaga survey, ataupun dengan mengawasi jalannya pesta demokrasi. Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 untuk memilih anggota legislatif di tingkat Kabupaten, Provinsi, dan Pusat serta Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan Pemilihan 2024 akan dilaksanakan pada 27 November 2024 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati. Tahapan Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan di waktu dekat adalah pendaftaran dan verifikasi partai politik di Bulan Agustus - September, perekrutan badan penyelenggara di bulan September - Oktober, dan penyusunan daftar pemilih. Amirudin berharap masyarakat Wonosobo turut berpartisipasi dalam Pemilu 2024 dengan datang ke TPS untuk memberikan suara, menjadi penyelenggara Pemilu di tingkat Kecamatan sampai dengan TPS, menjadi Pemantau Pemilu sebagai bentuk pengawasan dari masyarakat agar pelaksanaan Pemilu berkualitas serta dapat memilih pemimpin yang amanah untuk membangun Wonosobo. Sementara Yusi Arafah berharap Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang berintegritas sehingga dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas, oleh karena itu masyarakat Wonosobo harus menjadi pemilih yang cerdas dengan memilih pemimpin berdasarkan visi misi dari pasangan calon. Sedangkan Yusi berharap Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang berintegritas dan berkualitas, pemilih menggunakan hak pilih dengan bijak untuk memilih pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang berkualitas.
Selengkapnya