Podcast KPU Wonosobo Ngobrol Asyik Bareng Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP )
https://kab-wonosobo.kpu.go.id/public/kab-wonosobo/koleksigambar/1647397609WhatsApp Image 2022-03-16 at 09.00.47.jpeg Pada Jum’at tanggal 31 Januari 2022 Pukul 13.00 WIB KPU kabupaten Wonosobo melanjutkan acara podcast dengan Tema NGOBROL ASYIIK BARENG PARTAI POLITIK yang pada kesempatan kali ini, Bersama dengan Sekretaris PDIP Kabupaten Wonosobo Wahyu Nugroho, S.Sos dalam rangka pendidikan politik kepada masyarakat dan dipandu oleh Anggota KPU Kabupaten Wonosobo Dhyan Kartika Wulandari, S.Sos Pak Wahyu sebelum menerangkan Visi dan Misi menceritakan Sejarah PDI berawal dari penggabungan atau fusi dari 5 parpol, yakni PNI, Parkindo, Partai katolik, Murba dan IPKI. Kelimanya memiliki latar belakang, basis sosial, ideologi dan sejarah perkembangan yang berbeda. Fusi lima partai politik berlangsung pada 10 januari 1973 yang kini dirayakan sebagai hari ulang tahun PDI perjuagan. Seiring perjalanannya PDI terus bongkar pasang dalam struktur pimpinan. Sampai pada suatu kepemimpinan Soerjadi yang saat itu dikecam oleh pemerintah di masa orde baru. Kehendak penguasa untuk mengakhiri karier Soerjadi sudah bulat. Sejumlah “dosa politiknya” terhadap Orba mengharuskan ia dikubur, sama dengan para senior sebelumnya. Kongres Medan dipersiapkan untuk itu. Tapi, Soerjadi memutuskan untuk mencoba melawan. Akibatnya, “aklamasi” bagi kembali berkuasanya Soerjadi dilakukan tubuh ini. Tapi ini melahirkan penentangan luas, apalagi kehendak penguasa memang bergerak ke arah itu. Kontroversi yang terus berlangsung akhirnya ditemukan jalan keluarnya lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dilatarbelakangi dengan peristiwa 27 Juli 1996, dimana ketika itu kantor DPP PDI diserbu oleh ratusan orang berkaos merah yang bermaksud mengambil alih. Hal ini juga menjadi momentum 45 bagi Megawati Soekarno Putri untuk tampil di kancah perpolitikan Indonesia. Sebelum peristiwa ini, ia sudah tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan anggota Komisi I DPR RI. Namun setelah kejadian tersebut, namanya pun semakin dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nama PDIP semakin menggema di negeri ini, terutama ketika menjelang pemilu tahun 1999. Karena di tahun tersebut, PDI berubah nama menjadi PDIP dan partai ini pun siap menghadapi pemilu pertamanya. Hal ini membawa berkah bagi PDI Perjuangan, dukungan yang begitu besarnya dari masyarakat menjadikannya sebagai pemenang pemilu dan berhasil menempatkan ratusan kadernya di parlemen. Dalam perjalannya, sang ketua umum yakni Megawati sebagai Wakil Presiden mendampingi KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang terpilih di dalam sidang Paripurna MPR sebagai Presiden RI ke-4. Pak Wahyu menyampaikan Visi Partai PDIP yaitu “Visi Partai adalah keadaan pada masa depan yang diidamkan oleh Partai, dan oleh karena itu menjadi arah bagi perjuangan Partai.” Misi PDIP adalah muatan hidup yang diemban oleh partai, sekaligus menjadi dasar pemikiran atas keberlangsungan eksistensi Partai, Pak Wahyu menyampaikan perjalanan partai sekaligus penjelasan implementasi program kerja partai dan kontribusinya bagi masyarakat serta komitmen PDIP dalam terus mengawal program dan mendukung program-program pemerintah dari pusat sampai daerah. PDIP sebagai partai besar akan terus membangun kepercayaan masyarakat terhadap partai sehingga diharapkan partai PDIP akan menjadi salah satu partai yang terus menyambunngkan kepentingan masyarakat dan bisa berfungsi sebagai jembatan atas kepentingan masyarakat. Pak Wahyu juga menyampaikan harapannya kepada kader partai yang ada di DPRD terutama kader PDIP harus tetap optimal dan dapat memaksimalkan fungsi-fungsi sebagai anggota Dewan, antara lain fungsi legislasi, fungsi budgeting & fungsi pengawasan. Harapanya tentu kedepan bisa meraih kepercayaan dari masyarakat dan yang duduk di DPRD bisa lebih dari saat ini.
Selengkapnya